Minggu, 12 April 2015

Maaf Sebuah Kata Yang Mudah Diucapkan

MAAF" Kata yang sangat mudah diucapkan. Namun terkadang butuh perjuangan kuat untuk mengucapkannya, disaat kita merasa memiliki banyak kelebihan dibanding orang yang akan kita minta maafnya.

Entah karna kita lebih tua, kita lebih tinggi jabatannya, kita adalah pemimpin keluarga, dsb. Sesungguhnya, permintaan maaf yang tulus tak akan pernah menurunkan derajat kita, tak akan mengurangi kewibawaan kita, dan tak akan menjadikan kita jadi terhina. Begitu mulianya juga orang yang mau memaafkan saudaranya.

Suatu hari raut wajah Rasulullah tampak berseri-seri. Tak lupa beliau menampakkan senyumnya sampai kelihatan kilau gigi putihnya. Maka Umar bertanya ada apa gerangan.

"Kulihat ada dua orang dari ummatku yang mendatangi Allah 'Azza wa Jalla. Yang satu berkata, 'Ya Rabb, hukumlah orang ini yang telah mengambil hak dan menganiayaku di dunia.'

Lalu Allah memerintahkan kepada si zhalim tersebut agar mengembalikan haknya.

'Ya Rabbi,' kata si zhalim, 'aku tidak lagi memiliki simpanan perbuatan baik yang bisa menggantikan haknya.'

'Dia sudah tidak memiliki sisa-sisa perbuatan baik untuk menggantimu, lalu apa yang kau harapkan darinya?' kata Allah kepada satunya.

'Ya Rabbi, pindahkan kepadanya dosa-dosaku. Biar dia yang memikulnya,' katanya."

Tiba-tiba air mata Rasulullah mengalir membasahi pipinya karena mengenang hari-hari yang maha dahsyat itu. Beliau berkata, "Hari itu adalah hari-hari yang maha dahsyat, hari di mana setiap orang berusaha untuk melepaskan setiap beban dosa yang dipikulnya."
"Kemudian Allah berkata kepada si teraniaya, 'Wahai Fulan, angkat pandanganmu dan lihatlah surga-surga yang tersedia.'

'Ya Rabbi, saya lihat negeri-negeri yang terbuat dari perak dan istana-istana dari emas yang terhias indah dengan mutiara-mutiara yang berkilauan. Apakah semua itu kau persiapkan untuk Nabi dan Rasul-Mu, para siddiqin dan orang-orang yang syahid?' 'Tidak,' kata Allah. 'Semua itu Kusiapan bagi siapa saja yang sanggup membelinya.'

'Siapakah mereka ya Rabbi?'

'Engkau juga mampu memilikinya.'

'Bagaimana caranya?'

'Dengan memaafkan saudaramu itu.'

'Kalau begitu, aku maafkan dia ya Rabbi.'

'gandenglah tangan saudaramu itu dan masuklah kalian ke dalam surga yang Kujanjikan.'"
Kemudian Nabi mengakhiri kisah ini dengan pesan sabdanya,

"Bertaqwalah kamu kepada Allah dan berbuat baiklah dalam hubungan antar sesama. Sungguh Allah swt akan mendamaikan antara orang-orang yang beriman kelak pada hari kiamat."

Wallohu 'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar